Ara

Ficus drupacea Thunb.

Pohon ini merupakan jenis berukuran besar yang dapat tumbuh hingga 35 meter dan pada fase muda bersifat hemiepifit. Daunnya tersusun berseling dan memiliki helaian daun berbentuk menjorong, melonjong hingga membundar telur sungsang, dengan ukuran 10–20 × 4–8 cm. Teksturnya tebal dan menjangat seperti kulit. Sikonium (buah semu khas Ficus) tumbuh langsung di ketiak daun, dapat muncul tunggal maupun berpasangan. Dasar bunganya menjorong dan tidak bertangkai, dengan diameter 2–4 cm. Saat masak, buahnya tampak mencolok dengan warna kuning hingga jingga cerah, memberikan tampilan kontras di antara dedaunan (Berg & Corner, 2005).

Ficus drupacea tersebar di Sri Lanka, India hingga Myanmar, Cina Selatan, Indocina, Thailand, Malesia, hingga Australia bagian utara dan Kepulauan Solomon. Jenis tersebut tumbuh di hutan pada ketinggian hingga 1000 meter di atas permukaan laut (Berg & Corner, 2005).

Sikonium yang telah masak menjadi sumber makanan penting bagi berbagai burung dan mamalia kecil, terutama di ekosistem pesisir yang kaya akan keanekaragaman hayati. Selain memiliki peran ekologis yang signifikan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikonium matang F. drupacea mengandung nilai gizi tinggi, termasuk mineral penting seperti kalium, magnesium, kalsium, dan nitrogen, serta asam lemak esensial seperti Omega-3 (asam α-linolenat), Omega-6 (asam linoleat), dan Omega-9 (asam oleat) (Murthy et al., 2024). Kombinasi antara mineral dan lemak sehat ini menjadikan sikonium F. drupacea tidak hanya berperan sebagai penunjang rantai makanan alami, tetapi juga sebagai komponen penting dalam menjaga keseimbangan nutrisi bagi fauna pemakannya di habitat pesisir.

Taksonomi

Kingdom: Plantae

Filum: Streptophyta

Kelas: Equisetopsida

Subkelas: Magnoliidae

Ordo: Urticales

Famili: Moraceae

Genus: Ficus

Spesies: Ficus drupacea Thunb

Nama Lokal: bulu timun (Jawa), kiara gambir, kiara wunuk (Sunda), kabung (Bangka); Inggris: brown-woolly fig

Referensi

Berg, C. C. & Corner, E. J. H. (2005). Moraceae: Ficeae. Flora Malesiana - Series 1, Spermatophyta, 17(2), 1–702.