Ara
Ficus caulocarpa (Miq.) Miq.
Pohon ini dapat tumbuh hingga 20 meter dan pada fase muda sering bersifat hemiepifit atau litofit, yaitu tumbuh menempel pada pohon lain atau di atas bebatuan. Daunnya tersusun berseling dan memiliki helai daun yang bervariasi, mulai dari melonjong, menjorong, membundar telur, membundar telur sungsang, hingga melanset, dengan ukuran 6–19 × 2–7.5 cm. Tekstur daunnya tebal dan menjangat seperti kulit. Sikonium tumbuh di ketiak daun atau langsung pada ranting, dapat muncul tunggal, berpasangan, maupun berkelompok hingga 8 buah. Dasar bunga berbentuk membulat dengan diameter 3–5 mm, berwarna putih saat muda, kemudian berubah menjadi jambon, ungu, hingga kehitaman ketika masak.
Ficus caulocarpa memiliki sebaran yang luas, mulai dari Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Kepulauan Ryukyu, Taiwan, hingga wilayah Malesia, yang meliputi Malaysia, Sumatra, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, Borneo, Filipina, Sulawesi bagian utara, Maluku, dan Nugini. Habitat alaminya terdapat di hutan-hutan tropis, sering kali di tepi pantai, pada ketinggian antara 0 hingga 1300 meter di atas permukaan laut (Berg & Corner, 2005).
Secara taksonomi, F. caulocarpa termasuk dalam kelompok Urostigma, yang dikenal memiliki akar pencekik (Berg & Corner, 2005). Di kawasan Tanjung Labun, akar-akar pohon ini tampak mencengkeram kuat batu-batu granit besar, seolah memeluk dan mengikis permukaannya seiring waktu. Ketika pohon ini akhirnya mati, jejak akar yang tertinggal di batu menciptakan pola alami menyerupai belimbing, sehingga masyarakat setempat mengenalnya sebagai batu belimbing, sebuah warisan geologis yang menakjubkan hasil interaksi antara tumbuhan dan batuan selama puluhan tahun.
Taksonomi
Kingdom: Plantae
Filum: Streptophyta
Kelas: Equisetopsida
Subkelas: Magnoliidae
Ordo: Urticales
Famili: Moraceae
Genus: Ficus
Spesies: Ficus caulocarpa (Miq.) Miq.
Nama Lokal: ara, are
Referensi
Berg, C. C. & Corner, E. J. H. (2005). Moraceae: Ficeae. Flora Malesiana - Series 1, Spermatophyta, 17(2), 1–702.