Bayur

Pterospermum diversifolium Blume

Pterospermum diversifolium, dikenal juga sebagai bayur, merupakan pohon tropis yang menawan dengan pesona khas pada setiap helai daunnya. Nama epitet diversifolium berarti “berdaun beragam,” menggambarkan keunikan bentuk daunnya yang bervariasi—mulai dari oval, menjari, hingga sedikit berlekuk. Pohon ini dapat tumbuh hingga mencapai sekitar 20 meter. Daunnya tersusun berseling dan berukuran 10–35 × 6–20 cm. Permukaan bawah daun muda sering tampak putih, sedangkan pada daun dewasa berubah menjadi kekuningan hingga cokelat keemasan, menjadikannya ciri yang mudah dikenali. Pada tunas tegak (ortotropik), daun kadang berbentuk menjari dengan tangkai panjang hingga 25 cm dan letak tangkai menempel agak ke tengah helaian daun atau agak memerisai.
Saat berbunga, bayur tampak semakin memesona dengan bunga putih yang harum dan muncul dalam kelompok kecil di antara rimbun daun. Setiap bunga memiliki lima helai kelopak berbulu dengan panjang sekitar 10–18 cm serta lima mahkota berbentuk melanset-memita sepanjang 7–17 cm. Setelah penyerbukan, pohon ini menghasilkan buah bertipe kapsul berkayu berbentuk gelendong atau memanjang, berukuran 5–18 cm. Ketika matang, buah akan terbelah menjadi lima bagian dan memperlihatkan biji-biji bersayap halus yang ringan serta mudah terbawa angin (Backer & Bakhuizen van den Brink, 1963).

Secara alami, jenis ini tersebar mulai dari India hingga kawasan Malesia (POWO, 2025). Bayur umumnya tumbuh di hutan sekunder dan tepi sungai, menyukai cahaya matahari penuh serta udara lembap (Backer & Bakhuizen van den Brink, 1963; Ganesan et al., 2020).

Selain memiliki nilai ekologis, pohon ini juga bermanfaat secara ekonomi. Kayu bayur dikenal kuat dan sering digunakan dalam konstruksi bangunan, sedangkan kulit batangnya dapat diolah untuk menghasilkan pewarna kuning alami (Ganesan et al., 2020). Menariknya, secara toponimi, nama Teluk Bayur di Sumatra Barat diyakini berasal dari pohon ini, menandakan bahwa bayur pernah tumbuh melimpah di kawasan pesisir tersebut dan menjadi bagian penting dari identitas alam serta budaya setempat.

Taksonomi

Kingdom: Plantae

Filum: Streptophyta

Kelas: Equisetopsida

Subkelas: Magnoliidae

Ordo: Malvales

Famili: Malvaceae

Genus: Microcos

Spesies: Microcos tomentosa Sm

Nama Lokal: Kemantut (Bangka), talok, darowak (Sunda), dluwak (Jawa)

Referensi

Backer, C. A. & Bakhuizen van den Brink, R. C. (1963). Flora of Java. Vol. I. N.V.P. Noordhoff.

Ganesan, S. K., Middleton, D. J. & Wilkie, P. (2020). A revision of Pterospermum (Malvaceae: Dombeyoideae) in Malesia. Edinburgh Journal of Botany, 77(2), 161–241.

POWO. (2025). Plants of the World Online. Facilitated by the Royal Botanic Gardens, Kew. Available from: URL (accessed 03 November 2025).