Cycas edentata adalah perdu mirip palem yang dapat tumbuh hingga 10 meter dengan diameter batang sekitar 20 cm. Daunnya majemuk menyirip dengan panjang 130–230 cm, dan terdiri atas 100–200 anak daun yang tersusun berhadapan pada sudut 180° terhadap sumbu daun. Tangkai daun licin namun dapat berduri, panjang 30–90 cm. Anak daun bagian tengah berukuran 22–37 × 1.1–1.9 cm, dengan tepi agak melengkung ke belakang, ujung runcing, dengan permukaan atas berwarna hijau mengilap dan permukaan bawah berwarna hijau pucat.
Bagian megasporofil panjangnya 24–50 cm, dengan permukaan ditutupi bulu halus berwarna cokelat dan tidak memiliki duri lateral yang jelas. Setiap megasporofil membawa 2–8 bakal biji. Biji berbentuk bulat telur dengan ukuran sekitar 4,5–6,6 cm × 3,5–5 cm, berwarna cokelat-oranye ketika masak. Permukaan luar biji halus tanpa lekukan, sedangkan lapisan sklerotesta terdiri atas jaringan spons khas yang berfungsi melindungi embrio dan membantu daya apung biji di lingkungan alaminya

Cycas edentata secara alami tersebar di Vietnam bagian selatan, Myanmar bagian selatan, dan Thailand bagian selatan, serta meluas ke arah selatan hingga Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, dan Kalimantan bagian utara. Tumbuhan berbiji terbuka ini biasanya tumbuh di pantai berpasir dan tanjung berbatu dan mampu bertahan hidup di tanah yang sangat dangkal, baik di atas batuan granit maupun kapur, dengan cahaya matahari penuh ataupun teduh sedang (Lindstrom et al., 2009)

Jenis ini memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis pakis haji lainnya, yaitu megasporofil yang tidak memiliki duri lateral yang jelas serta biji yang permukaannya halus, tidak berlekuk, dan memiliki lapisan spons di dalam sklerotesta (Lindstrom et al., 2009).Saat ini, statusnya tercatat sebagai terancam punah dalam IUCN Red List of Threatened Species, sehingga setiap keberadaannya di alam liar layak untuk dilestarikan (Osborne et al., 2010).